Ibnu Khaldun, seorang sejarawan dan filsuf Muslim terkemuka, menegaskan bahwa peradaban bertahan bukan hanya karena kekuatan fisik, tetapi juga karena adanya kesadaran kolektif terhadap sejarah dan nilai-nilai budayanya. Dalam konteks Indonesia, khususnya Cirebon, interaksi Islam dengan budaya lokal telah menciptakan identitas khas yang menjadi salah satu wajah peradaban Nusantara.
Seperti yang pernah dikatakan Gus Dur, “Budaya itu lebih tinggi daripada politik.” Ungkapan ini menunjukkan bahwa budaya bukan sekadar aspek sampingan dalam kehidupan sosial, tetapi merupakan inti dari jati diri suatu masyarakat. Oleh karena itu memahami sejarah dan budaya bukan hanya menjadi kewajiban akademik, tetapi juga bentuk tanggung jawab dalam menjaga warisan intelektual dan kultural bangsa.
Buku ini semula merupakan disertasi dengan judul Dinamika Islam dan Budaya Lokal: Studi Interaksi Islam dan Tradisi di Cirebon Abad XV Sampai Abad XVII. Landasan utama saya dalam menulis buku ini adalah keinginan untuk berkontribusi dalam memperkaya khazanah keilmuan tentang sejarah dan peradaban Nusantara. Lebih dari sekadar studi akademik, penelitian ini adalah bentuk ikhtiar untuk merawat ingatan kolektif tentang bagaimana Islam dan budaya lokal di Cirebon saling berinteraksi dan membentuk identitas yang khas. Tentu saja semua ini tidak lepas dari kehendak dan ridho Allah SWT. Perjalanan akademik yang saya tempuh
penuh dengan tantangan, tetapi justru di sanalah letak hikmahnya—
setiap rintangan membawa pelajaran berharga, setiap pencapaian
adalah hasil dari ketekunan, doa, dan dukungan banyak
pihak.
Penulis : Maman Imanulhaq
Tebal : XX + 436 hlm
Dimensi : 15 x 23 cm
Kategori : Sejarah
ISBN : –
Leave a Reply